All New GR 86

All New GR 86

Starting FromRp1.016.800.000

Explore Get Your Offer
New Fortuner

New Fortuner

Starting FromRp573.700.000

Explore Get Your Offer
New GR Yaris

New GR Yaris

Starting FromRp1.150.000.000

Explore Get Your Offer
All New GR Corolla

All New GR Corolla

Starting FromRp1.360.000.000

Explore Get Your Offer
All New Alphard HEV

All New Alphard HEV

Starting FromRp1.407.300.000

Explore Get Your Offer
New GR Supra

New GR Supra

Starting FromRp2.237.600.000

Explore Get Your Offer
New Hilux D Cab

New Hilux D Cab

Starting FromRp448.600.000

Explore Get Your Offer
New Dyna

New Dyna

Starting FromRp398.400.000

Explore Get Your Offer
New Hiace Premio

New Hiace Premio

Starting FromRp659.700.000

Explore Get Your Offer
All New Voxy

All New Voxy

Starting FromRp621.700.000

Explore Get Your Offer
New Hilux S Cab

New Hilux S Cab

Starting FromRp283.700.000

Explore Get Your Offer
All New Vios

All New Vios

Starting FromRp369.900.000

Explore Get Your Offer
All New Avanza

All New Avanza

Starting FromRp239.700.000

Explore Get Your Offer
All New Veloz

All New Veloz

Starting FromRp292.900.000

Explore Get Your Offer
New Camry

New Camry

Starting FromRp809.800.000

Explore Get Your Offer
New Camry HEV

New Camry HEV

Starting FromRp945.400.000

Explore Get Your Offer
New Calya

New Calya

Starting FromRp167.300.000

Explore Get Your Offer
All New BZ4X BEV

All New BZ4X BEV

Starting FromRp1.190.000.000

Explore Get Your Offer
Compare Models

Click Models menu above to close

Models

tc_2613

Asal Usul dan Arti Warna Merah, Kuning, dan Hijau pada Lampu Lalu Lintas di Persimpangan Jalan

Asal Usul dan Arti Warna Merah, Kuning, dan Hijau pada Lampu Lalu Lintas di Persimpangan Jalan

Mengapa lampu lalu lintas atau lampu merah yang sering kita temui di jalanan kota menggunakan tiga warna dasar meliputi merah, hijau dan kuning?

Ternyata hal tersebut bukanlah tidak disengaja karena  ada beberapa alasan menarik di baliknya.

Istilah awamnya lebih dikenal dengan sebutan “Lampu Merah”, mungkin karena warna merahnya yang cukup dominan dan membuat kamu patuh mengamatinya setiap detik sebelum akhirnya tancap gas seketika berubah menjadi hijau.

Padahal perlu diketahui, sebutan formalnya adalah lampu lalu lintas.

Istilah tersebut tertuang dalam UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Dijelaskan bahwa lampu lalu lintas adalah lampu yang berfungsi untuk mengendalikan arus lalu lintas dan ditempatkan di persimpangan jalan, zebra cross dan area lainnya.

Mengapa Lampu Lintas Berwarna Merah?

Secara natural, warna merah selalu identik dengan makna berbahaya.

Sedangkan dari sisi ilmiah, warna merah adalah warna yang memiliki gelombang terpanjang dari spektrum warna.

Dengan kata lain, mata manusia bisa melihat warna merah dengan jarak paling jauh daripada warna lainnya.

Sehingga tak heran, apabila merah dijadikan sebagai salah satu indikator pada lampu lalu lintas supaya kamu dapat mengurangi kecepatan saat warna merah muncul dari kejauhan.

Lampu Kuning Sebagai Tanda Waspada

Di pertengahan tahun 1900-an, lampu lalu lintas masih belum berkembang seperti era sekarang ini.

Mengingat di masa tersebut hampir mustahil melihat warna merah di malam hari karena belum adanya lampu, sehingga jalan pintasnya adalah menggunakan warna kuning.

Hal ini berkembang pesat di tahun 1915 tepatnya di Detroit, AS.

Tak lama setelah itu, barulah tercipta Electric Traffic Signal yang sudah menerapkan komponen kelistrikan di pinggiran kota Michigan serta Woodward Aves.

Tiga warna dominan yakni merah, kuning dan hijau mulai diaplikasikan, mengikuti pola lampu lalu lintas yang sebelumnya digunakan untuk lalu lintas kereta api.

Mengapa kuning?

Dari hirarki spektrum warna, kuning adalah warna dengan gelombang terpanjang setelah warna merah.

Tak heran jika warna kuning juga bisa ditemui pada rambu-rambu di sisi jalan.

Hijau Bermula dari 'Kebiasaan'

Dibanding kedua warna di atas, hijau adalah yang paling berkembang sisi historsinya.

Stasiun kereta api Britania Raya menerapkan indikator seperti bendera merah, hijau, biru dan putih, layaknya semafor pada kegiatan pramuka.

Selama prosesnya, hal tersebut nyatanya berdampak ke banyak kasus kecelakaan kereta api.

Akhirnya diputuskan sejak tahun 1841, hanya dihadirkan dua indikator yakni merah untuk berhenti dan hijau untuk melaju.

Karena faktor kebiasaan, kebijakan tersebut akhirnya juga diaplikasikan juga pada industri-industri besar khususnya pada mesin produksi.

Merah untuk berhenti dan hijau berarti proses produksi sedang berjalan.

Berawal, dari kebiasaan tersebut akhirnya warna merah dan hijau diaplikasikan pada arus kereta api dan lampu lalu lintas hingga kini.

Sedangkan dari sisi spektrum warna, hijau masih berada di bawah level merah dan kuning.

Setidaknya warna hijau masih memiliki gelombang yang lebih baik dari warna lainnya kecuali merah dan kuning.

Apalagi jika ditilik dari proporsi, ketiga warna tersebut tidak membuat distraksi atau kabur bagi mereka yang memandangnya.

Kamu sebagai pengguna jalan dapat membedakan dengan jelas ketiga warna tersebut.


Back to top